Selasa, 13 Desember 2016

BANGGA MENJADI MUSLIMAH


Imam Muhamad bin Sulaiman at-Tamimi rahimahullah mengatakan,
“Islam adalah pasrah kepada Allah dengan bertauhid, tunduk kepada-Nya dengan menaati-Nya, dan berlepas diri dari semua kesyirikan dan pelakunya”(Tsalatsah al-Ushul, 1/189).
Bukankan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di Mekah selama kurang lebih 13 tahun fokus kepada penegakkan tauhid? Dan bukankah kita telah hafal surat Al-Ikhlas, yang kita diperintahkan untuk bergantung hanya kepada Allah saja? Jadi, inti dari setiap peribadahan kita, sebagai umat Islam adalah mengesakan Allah ‘Azza wa Jalla, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
 “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya (darinya), maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718).
Kemudian agama Islam itu sendiri terdiri dari 3 tingkatan, seperti yang disebutkan dalam hadits malaikat Jibril ‘alaihis salam, bahwa tingkatan tersebut adalah Islam, Iman, dan Ihsan, yang setiap tingkatannya mempunyai rukun. Islam, dengan 5 rukunnya, yaitu syahadat, sholat, menunaikan zakat, puasa, dan berhaji ke Baitullah bagi yang mampu.
Betapa bahagianya hati kita ketika membaca firman Allah ini, dalam sebuah hadits qudsi :
يَا عِبَادِي كُلُّكُم ضَالٌّ إِلاَّ مَن هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُم
Wahai sekalian hamba-Ku, kalian semua berada dalam kesesatan kecuali yang Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya kalian akan Kuberi petunjuk.” (HR. Muslim no. 6737).
Dan dalam surat Az-Zumar: 22, Allah juga berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ اللهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللهِ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Maka apakah orang-orang yang dilapangkan oleh Allah dadanya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang tidak demikian keadaannya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
Agama Islam ini adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin berdasarkan firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Allah mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, baik mu’min maupun kafir. Rahmat bagi orang mu’min, yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala memasukkan orang-orang yang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka dengan mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar