Imam Muhamad bin Sulaiman at-Tamimi
rahimahullah mengatakan,
“Islam adalah pasrah kepada Allah dengan bertauhid, tunduk kepada-Nya
dengan menaati-Nya, dan berlepas diri dari semua kesyirikan dan
pelakunya”(
Tsalatsah al-Ushul, 1/189).
Bukankan Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdakwah di Mekah selama kurang lebih 13 tahun fokus kepada penegakkan
tauhid? Dan bukankah kita telah hafal surat Al-Ikhlas, yang kita
diperintahkan untuk bergantung hanya kepada Allah saja? Jadi, inti dari
setiap peribadahan kita, sebagai umat Islam adalah mengesakan Allah ‘
Azza wa Jalla, karena Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini
(urusan agama) yang tidak ada asalnya (darinya), maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718).
Kemudian agama Islam itu sendiri terdiri dari 3 tingkatan, seperti yang disebutkan dalam hadits malaikat Jibril
‘alaihis salam, bahwa tingkatan tersebut adalah Islam, Iman, dan Ihsan, yang setiap tingkatannya mempunyai rukun. Islam, dengan 5 rukunnya, yaitu syahadat, sholat, menunaikan zakat, puasa, dan berhaji ke
Baitullah bagi yang mampu.
Betapa bahagianya hati kita ketika membaca firman Allah ini, dalam sebuah hadits qudsi :
يَا عِبَادِي كُلُّكُم ضَالٌّ إِلاَّ مَن هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُم
“
Wahai sekalian hamba-Ku, kalian semua berada dalam kesesatan
kecuali yang Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya
kalian akan Kuberi petunjuk.” (HR. Muslim no. 6737).
Dan dalam surat Az-Zumar: 22, Allah juga berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ اللهُ صَدْرَهُ
لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ
قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللهِ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
“
Maka apakah orang-orang yang dilapangkan oleh Allah dadanya
untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama
dengan orang yang tidak demikian keadaannya)? Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah.
Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”
Agama Islam ini adalah agama yang
rahmatan lil ‘alamin berdasarkan firman Allah
Ta’ala,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“
Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Allah mengutus Nabi Muhammad s
hallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagai rahmat bagi seluruh manusia, baik mu’min maupun kafir. Rahmat
bagi orang mu’min, yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab
diutusnya Rasulullah s
hallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah
Ta’ala memasukkan orang-orang yang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka dengan mengikuti beliau s
hallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana
yang menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar